Terimakasih Telah Berkunjung Ke Website Kami

Total Pageviews

Sunday 5 June 2016

Anda Orang Batak Kenali Ulos Batak Ini

Posted By: Unknown - 10:53
Ulos Batak”, dikenal sebagai Jati diri orang Batak sesuai Budaya dan Adatnya
Pada jaman dahulu sebelum orang batak mengenal tekstil buatan luar, ulos adalah pakaian sehari-hari. Bila dipakai laki-laki bagian atasnya disebut “hande-hande” sedang bagian bawah disebut “singkot” kemudian bagian penutup kepala disebut “tali-tali” atau “detar”.
Bia dipakai perempuan, bagian bawah hingga batas dada disebut “haen”, untuk penutup pungung disebut “hoba-hoba” dan bila dipakai berupa selendang disebut “ampe-ampe” dan yang dipakai sebagai penutup kepala disebut “saong”.
Apabila seorang wanita sedang menggendong anak, penutup punggung disebut “hohop-hohop” sedang alat untuk menggendong disebut’ “parompa”.
Sampai sekarang tradisi berpakaian cara ini masih bias kita lihat didaerah pedalaman Tapanuli.
Tidak semua ulos Batak dapat dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya ulos jugia, ragi hidup, ragi hotang dan runjat. Biasanya adalah simpanan dan hanya dipakai pada waktu tertentu saja.

Jenis Ulos Batak 

1. Ulos Ragi Hidup

Ulos ini setingkat dibawah Ulos Jugia. Banyak orang beranggapan ulos ini adalah yang paling tinggi nilanya, mengingat ulos ini memasyarakat pemakainya dalam upacara adat Batak .
Ulos ini dapat dipakai untuk berbagai keperluan pada upacara duka cita maupun upacara suka cita. Dan juga dapat dipakai oleh Raja-raja maupun oleh masyarakat pertengahan. Pada jaman dahulu dipakai juga untuk “mangupa tondi” (mengukuhkan semangat) seorang anak yang baru lahir. Ulos ini juga dipakai oleh suhut si habolonan (tuan rumah). Ini yang membedakannya dengan suhut yang lain, yang dalam versi “Dalihan Na Tolu” disebut dongan tubu. 

2. Ragi Hotang

Ulos ini biasanya diberikan kepada sepasang pengantin yang disebut sebagai ulos “Marjabu”. Dengan pemberian ulos ini dimaksudkan agar ikatan batin seperti rotan (hotang).
Cara pemberiannya kepada kedua pengantin ialah disampirkan dari sebelah kanan pengantin, ujungnya dipegang dengan tangan kanan Iaki-laki, dan ujung sebelah kiri oleh perempuan lalu disatukan ditengah dada seperti terikat.
Pada jaman dahulu rotan adalah tali pengikat sebuah benda yang dianggap paling kuat dan ampuh. Inilah yang dilambangkan oleh ragi (corak) tersebut.

3. Ulos Sadum

Ulos ini penuh dengan warna warni yang ceria hingga sangat cocok dipakai untuk suasana suka cita. Di Tapanuli Selatan ulos ini biasanya dipakai sebagai panjangki/parompa (gendongan) bagi keturunan Daulat Baginda atau Mangaraja. Untuk mengundang (marontang) raja raja, ulos ini dipakai sebagai alas sirih diatas piring besar (pinggan godang burangir/harunduk panyurduan).
Aturan pemakaian ulos ini demikian ketat hingga ada golongan tertentu di Tapanuli Selatan dilarang memakai ulos ini. Begitu indahnya ulos ini sehingga didaerah lain sering dipakai sebagai ulos kenang-kenangan dan bahkan dibuat pula sebagai hiasan dinding. Ulos ini sering pula diberi sebagai kenang kenangan kepada pejabat pejabat yang berkunjung ke daerah.

4. Ulos Runjat

Ulos ini biasanya dipakai oleh orang kaya atau orang terpandang sebagai ulos “edang-edang” (dipakai pada waktu pergi ke undangan). Ulos ini dapat juga diberikan kepada pengantin oleh keluarga dekat menurut versi (tohonan) Dalihan Natolu diluar hasuhutan bolon, misalnya oleh Tulang (paman), pariban (kakak pengantin perempuan yang sudah kawin), dan pamarai (pakcik pengantin perempuan). Ulos ini juga dapat diberikan pada waktu “mangupa-upa” dalam acara pesta gembira (ulaon silas ni roha).

5. Ulos Jugia

Ulos ini disebut juga “ulos naso ra pipot atau “pinunsaan”.
Biasanya ulos yang harga dan nilainya sangat mahal dalam suku Batak disebut ulos “homitan” yang disimpan di “hombung” atau “parmonang-monangan” (berupa Iemari pada jaman dulu kala). Menurut kepercayaan orang Batak, ulos ini tidak diperbolehkan dipakai sembarangan kecuali orang yang sudah “saur matua” atau kata lain “naung gabe” (orang tua yang sudah mempunyai cucu dari anaknya laki-laki dan perempuan). 

6. Ulos Sibolang

Ulos ini dapat dipakai untuk keperluan duka cita atau suka cita. Untuk keperluan duka cita biasanya dipilih dari jenis warna hitamnya menonjol, sedang bila dalam acara suka cita dipilih dari warna yang putihnya menonjol. Dalam acara duka cita ulos ini paling banyak dipergunakan orang. Untuk ulos “saput” atau ulos “tujung” harusnya dari jenis ulos ini dan tidak boleh dari jenis yang lain.
Dalam upacara perkawinan ulos ini biasanya dipakai sebagai “tutup ni ampang” dan juga bisa disandang, akan tetapi dipilih dari jenis yang warnanya putihnya menonjol. Inilah yang disebut “ulos pamontari”. Karena ulos ini dapat dipakai untuk segala peristiwa adat maka ulos ini dinilai paling tinggi dari segi adat batak. Harganya relatif murah sehingga dapat dijangkau orang kebanyakan. Ulos ini tidak lajim dipakai sebagai ulos pangupa atau parompa.

7. Ulos Suri-suri Ganjang


Biasanya disebut saja ulos Suri-suri, berhubung coraknya berbentuk sisir memanjang. Dahulu ulos ini diperguakan sebagai ampe-ampe/hande-hande. Pada waktu margondang (memukul gendang) ulos ini dipakai hula-hula menyambut pihak anak boru. Ulos ini juga dapat diberikan sebagai “ulos tondi” kepada pengantin. Ulos ini sering juga dipakai kaum wanita sebagai sabe-sabe. Ada keistimewaan ulos ini yaitu karena panjangnya melebihi ulos biasa. Bila dipakai sebagai ampe-ampe bisa mencapai dua kali lilit pada bahu kiri dan kanan sehingga kelihatan sipemakai layaknya memakai dua ulos.

8. Ulos Mangiring

Ulos ini mempunyai corak yang saling iring-beriring. Ini melambangkan kesuburan dan kesepakatan. Ulos ini sering diberikan orang tua sebagai ulos parompa kepada cucunya. Seiring dengan pemberian ulos itu kelak akan lahir anak, kemudian lahir pula adik-adiknya sebagai temannya seiring dan sejalan. Ulos ini juga dapat dipakai sebagai pakaian sehari-hari dalam bentuk tali-tali (detar) untuk kaum laki-laki. Bagi kaum wanita juga dapat dipakai sebagai saong (tudung). Pada waktu upacara “mampe goar” (pembaptisan anak) ulos ini juga dapat dipakai sebagai bulang-bulang, diberikan pihak hula-hula kepada menantu. Bila mampe goar untuk anak sulung harus ulos jenis “Bintang maratur”.

9. Ulos Bintang Maratur

Ulos ini menggambarkan jejeran bintang yang teratur. Jejeran bintang yang teratur didalam ulos ini menunjukkan orang yang patuh, rukun seia dan sekata dalam ikatan kekeluargaan. Juga dalam hal “sinadongan” (kekayaan) atau hasangapon (kemuliaan) tidak ada yang timpang, semuanya berada dalam tingkatan yang rata-rata sama. Dalam hidup sehari-hari dapat dipakai sebagai hande-hande (ampe-ampe), juga dapat dipakai sebagai tali-tali atau saong. Sedangkan nilai dan fungsinya sama dengan ulos mangiring dan harganya relatif sama.

10. Ulos Sitoluntuho-Bolean

Ulos ini biasanya hanya dipakai sebagai ikat kepala atau selendang wanita. Tidak mempunyai makna adat kecuali bila diberikan kepada seorang anak yang baru lahir sebagai ulos parompa. Jenis ulos ini dapat dipakai sebagai tambahan, yang dalam istilah adat batak dikatakan sebagai ulos panoropi yang diberikan hula-hula kepada boru yang sudah terhitung keluarga jauh. Disebut Sitoluntuho karena raginya/coraknya berjejer tiga, merupakan “tuho” atau “tugal” yang biasanya dipakai untuk melubang tanah guna menanam benih.
Dan masih banyak lagi ulos yang belum disebutin 1 persatu.

Pernikahan adat Batak Toba Dan Tata Acara Adat Toba

Posted By: Unknown - 10:16
Pernikahan Adat Batak Toba

Pernikahan adat Batak Toba adalah salah satu upacara ritual adat Batak Toba. Dalam adat Batak Toba, penyatuan dua orang dari anggota masyarakat melalui perkawinan tak bisa dilepaskan dari kepentingan kelompok masyarakat bersangkutan. Demikianlah keseluruhan rangkaian ritus perkawinan adat Batak-Toba mengiyakan pentingnya peran masyarakat, bahkan ia tak dapat dipisahkan dari peran masyarakat.

Dalam Pernikahan Adat Batak Toba ada Tata Acara Adat dan Urutan Sistem Pernikahan Batak Toba :

1. Mangaririt

Sekarang ini ada yang melaksanakan acara paulak une dan maningkir tangga langsung setelah acara adat ditempat acara adat dilakukan, yang mereka namakan “Ulaon Sadari”.

2. Mangalehon Tanda

Mangalehon tanda maknanya mengasih tanda apabila laki-laki telah menemukan perempuan sebagai calon istrinya, kemudian keduanya saling memberikan tanda. Laki-laki biasanya mengasih uang kepada perempuan sedangkan perempuan menyerahkan kain sarung kepada laki-laki, setelah itu maka laki-laki dan perempuan tersebut telah terikat satu sama lain. Laki-laki lalu memberitahukan hal tersebut kepada orang tuanya, orang tua laki-laki akan menyuruh prantara atau domu-domu yang telah mengikat janji dengan putrinya.

3. Marhori-hori Dinding atau Marhusip

Marhusip artinya berbisik, tetapi arti dalam tulisan ini yaitu pembicaran yang bersifat tertutup atau bsia juga disebut pembicaraan atau perundingan antara utusan keluarga calon pengantin laki-laki dengan wakil pihak orang tua calon pengantin perempuan, mengenai mas kawin yang harus di siapkan oleh pihak laki-laki yang akan diberikan kepada pihak perempuan. Hasil-hasil pembicaraan marhusip belum perlu diketahui oleh umum karena untuk menjaga adanya kemungkinan kegagalan dalam mencapai kata sepakat. Marhusip biasanya dilaksanakan di rumah perempuan. Domu-domu calon pengantin laki-laki akan menerangkan tujuan kedatangan mereka pada keluarga calon pengantin perempuan.

4. Martumpol

Martumpol bagi orang Batak Toba bisa disebut juga sebagai acara pertunangan tetapi secara harafiah martupol merupakan acara kedua pengantin di hadapan pengurus jemaat gereja diikat dalam janji untuk melangsungkan pernikahan. Upacara adat ini diikuti oleh orang tua kedua calon pengantin dan keluarga mereka beserta para undangan yang biasanya diadakan di dalam gereja, karena yang mengadakan acara martumpol ini kebanyakan adalah masyarakat Batak Toba yang beragama Kristen.

5. Marhata Sinamot

Marhata sinamot biasanya diselenggarakan setelah  selesai membagikan jambar. Marhata sinamot adalah membicarakan berapa jumlah sinamot dari pihak laki-laki, hewan apa yang di sembelih, berapa banyak ulos, berapa banyak undangan dan dimana dilaksanakan upacara pernikahan tersebut. Adat marhata sinamot bisa juga dianggap sebagai perkenalan resmi antara orang tua laki-laki dengan orang tua perempuan. Mas kawin yang diserahkan pihak laki-laki biasanya berupa uang sesuai jumlah mas kawin tersebut di tentukan lewat tawar-menawar.

6. Martonggo Raja atau Maria Raja

Martonggo raja merupakan suatu kegiatan pra upacara adat yang bersifat seremonial yang mutlak diselenggarakan oleh penyelenggara yang bertujuan untuk mempersiapkan kepentingan pesta yang bersifat teknis dan non teknis. Pada adat ini biasanya dihadiri oleh teman satu kampung, dongan tubu (saudara). Pihak hasuhuton (tuan rumah) memohon izin kepada masyarakat sekitar terutama dongan sahuta (teman sekampung) untuk membantu mempersiapkan dan menggunakan fasilitas umum pada upacara adat yang sudah direncanakan.

7. Manjalo Pasu-pasu Parbagason (Pemberkatan Pernikahan)

Pemberkatan pernikahan kedua pengantin dilaksanakan di Gereja oleh Pendeta. Setelah pemberkatan pernikahan selesai, maka kedua penagntin telah sah menjadi suami istri menurut gereja. Setelah pemberkatan dari Gereja selesai, lalu kedua belah pihak pulang ke rumah untuk mengadakan upacara adat Batak dimana acara ini dihadiri oleh seluruh undangan dari pihak laki-laki dan perempuan.

8. Ulaon Unjuk (Pesta Adat)

Setelah selesai pemberkatan dari Gereja, kedua pengantin juga menerima pemberkatan dari adat yaitu dari seluruh keluarga khususnya kedua orang tua. Dalam upacara adat inilah disampaikan doa-doa untuk kedua pengantin yang diwakili dengan pemberian ulos. Selanjutnya dilaksanakan pembagian jambar (jatah) berupa daging dan juga uang yaitu:
  • Jambar yang dibagi-bagikan untuk pihak perempuan adalah jambar juhut (daging) dan jambar tuhor ni boru (uang) dibagi sesuai peraturan.
  • Jambar yang dibagi-bagikan untuk pihak pria adalah dengke (baca : dekke/ ikan mas arsik) dan ulos yang dibagi sesuai peraturan. Pesta Adat Unjuk ini diakhiri dengan membawa pulang pengantin ke rumah paranak.

9. Mangihut Di Ampang atau Dialap Jual

Dialap Jual artinya jika pesta pernikahan diselenggarakan di rumah pengantin perempuan, maka dilaksanakanlah acara membawa penagntin perempuan ke tempat mempelai laki-laki.

10. Ditaruhon Jual

Jika pesta pernikahan diselenggarakan di rumah pengantin laki-laki, maka penagntin perempuan dibolehkan pulang ke tempat orang tuanya untuk kemudian diantar lagi oleh para namboru-nya ke tempat namboru-nya. Dalam hal ini paranak wajib mengasih upa manaru (upah mengantar), sedang dalam dialap jual upa manaru tidak diberlakukan.

11. Paulak Une

Adat ini dimasukkan sebagai langkah untuk kedua belah pihak bebas saling kunjung mengunjungi setelah beberapa hari berselang upacara pernikahan yang biasanya dilaksanakan seminggu setelah upacara pernikahan. Pihak pengantin laki-laki dan kerabatnya, bersama pengantin mengunjungi rumah pihak orang tua pengantin perempuan. Kesempatan inilah pihak perempuan mengetahui bahwa putrinnya betah tinggal di rumah mertuanya.

12. Manjae

Setelah beberapa lama pengantin laki-laki dan perempuan menjalani hidup berumah tangga (kalau laki-laki tersebut bukan anak bungsu), maka ia akan dipajae, yaitu dipisah rumah (tempat tinggal) dan mata pencarian. Biasanya kalau anak paling bungsu mewarisi rumah orang tuanya.

13. Maningkir Tangga

Setelah pengantin manjae atau tinggal di rumah mereka. Orang tua beserta keluarga pengantin datang untuk mengunjungi rumah mereka dan diadakan makan bersama.

Saturday 4 June 2016

Obyek Wisata Pantai Lumban Bulbul Balige Mulai Meningkat Dipadati Pengunjung

Posted By: Unknown - 11:56

Kalau Samosir punya wisata pantai Pasir Putih Parbaba, maka Kabupaten Toba Samosir juga punya wisata pantai yang tidak kalah menarik. Lokasi wisata ini terletak di Desa Lumban Bulbul, berjarak sekitar 2 kilometer dari pusat kota Balige. Lokasi yang cukup dekat dari pusat kota ini, membuat lokasi ini cukup mudah untuk diakses. Bagi pengunjung yang tidak memiliki kendaraan, dapat menggunakan jasa becak bermotor untuk menuju lokasi.
Tidak banyak lokasi di Danau Toba, yang memiliki pantai dengan hamparan pasir putih yang indah. Maka spot wisata ini rasanya sangat menarik untuk dikunjungi. Terutama bagi wisatawan yang ingin bersantai bersama dengan keluarga khususnya anak-anak, lokasi ini sangat cocok, karena selain anak-anak dapat bermain pasir sepuasnya, mereka juga dapat sambil berenang di pinggiran danau dengan aman, karena cukup dangkal.
Dari pantai ini, saat sore menjelang, kita dapat menyaksikan Sunset yang sangat indah, sambil memandangi Pulau Samosir dikejauhan. Bagi penikmat Sunset, lokasi ini sangat cocok untuk dikunjungi.

Wisata Berbasis Home Stay

Pemkab Toba Samosir dalam mengembangkan wisata alam memiliki komitmen untuk menjaga kelestarian lingkungan. Hal itu yang menjadikan konsep pengembangan lokasi wisata baru, akan tetap menjaga kelestarian alam dan budaya masyarakat. Dinas Kebudayan dan Pariwisata Kabupaten Toba Samosir sebagai leading sektor dalam pengembangkan lokasi wisata ini, tetap dengan konsep tersebut..
Oleh karenanya lokasi wisata ini dikembangkan dengan Basis Home Stay. Untuk tahap awal pihak Disbudpar telah melakukan pelatihan dan pembinaan terhadap Lima Kepala Keluarga (Rumah) untuk menjadi penyedia home stay bagi wisatawan yang ingin menginap di lokasi.
Konsep ini dikedepankan untuk menjaga tetap lestarinya budaya masyarakat, sekaligus mengenalkan budaya lokal kepada pihak luar. Bagi wisatawan tentunya hal ini akan menjadi pengalaman menarik, dimana mereka dapat berinteraksi dan mengalami kehidupan masyarakat setempat, sekaligus menikmati indahnya Danau Toba.
Untuk kenyamanan pengunjung, dilokasi sudah disediakan berbagai fasilitas penunjang diantaranya WC Umum, Pedestrian, Fasilitas bermain anak dan Open Stage. Direncanakan di Open Stage ini nantinya akan diadakan berbagai pertunjukan budaya secara teratur.
 Jadi buat anda yang ingin menikmati indahnya pantai danau toba, sekaligus mengenal budaya masyarakat lokal, lokasi ini patut menjadi untuk dikunjungi.

Pantai Lumban Bulbul Balige, Aman dan Dilengkapi Fasilitas Bermain

Posted By: Unknown - 11:49

BALIGE - Pantai Lumban Bulbul, berlokasi di Desa Lumban Bulbul, Balige, Tobasamosir, Sumatera Utara, berbeda dengan pantai kebanyakan.

Pantai ini berair tawar yang berada di pinggir Danau Toba dan memiliki pasir putih di datarannya seperti pantai.

Pantai ini menjadi ikon pantai di tengah keindahan pemandangan Danau Toba yang kaya akan pemandangan perbukitan dan pepohonan.

Selain karena bisa melihat pemandangan Danau Toba dari sudut berbeda, pantai ini juga menjadi satu-satunya pantai berpasir putih di kawasan Balige yang mulai dilirik wisatawan lokal dan luar kota.

Wisatawan juga tak perlu takut untuk bermain di pinggir pantai karena kedalamannya hanya sebatas pinggang dan cukup bersih.

Pantai Parbaba juga diminati karena lumayan dangkal dan aman untuk anak-anak.

Di sana ada perosotan di area air dangkalnya sehingga anak-anak bisa meluncur langsung ke danau. 

Ada juga tangga lompat dan jembatan untuk spot foto tengah danau.

Jangan lewatkan juga menikmati sunset di sore hari yang begitu memukau.

Objek wisata ini sangat cocok menjadi tempat liburan keluarga, komunitas traveller dna rombongan teman kerja untuk lebih menjalin silaturahmi.

Elfa Harahap, pengunjung asal Medan, menuturkan area pasir putihnya cukup luas dan menawarkan beberapa spot menarik.


"Ada spot bermain anak-anak yang lengkap dengan ayunan di pinggir pantai dan plosotan. 

Kemudian area tour keliling sampan plastik, dan adapula spot panggung untuk area hiburan, jadi kadang pengunjung bermain sambil mendengar musik," katanya.

Uniknya, tidak dipungut retribusi masuk dan uang parkir di tempat ini.

 Wisatawan yang hemat budget bisa datang membawa bontot dan memesan pondok yang hanya Rp 10 ribu. Bagi yang tidak membawa makanan bisa memesan di kantin yabg berada si pinggir pantai.

Arsal, pengunjung, menuturkan wisata Pantai Lumban Bulbul sangat terjangkau karena sewa pondoknya hanya Rp 10 ribu.

"Tempatnya nyaman dan tidak banyak sampah. Anak-anak tampak asyik bermain di air dan asyik membuat pernak-pernik dari pasir," jelasnya.



Martutu Aek, Tradisi Pembaptisan Batak Kuno

Posted By: Unknown - 05:36
 

Martutu aek adalah pembaptisan, pada tradisi Batak kuno, dengan air kepada seorang anak yang baru lahir (sekitar usia tujuh hari) dengan membawanya ke homban (mata air di tengah ladang). Upacara ritual ini dimulai dengan doa yang disampaikan oleh Ulu Punguan kepada Mulajadi na Bolon. Kemudian sang Ulu Punguan membentangkan ulos ragi idup di atas pasir. Lalu Ulu Punguan meneteskan minyak kelapa ke dalam cawan yang telah berisi jeruk purut untuk memastikan bahwa tondi si bayi tersebut berada di dalam badan.
Setelah itu, bayi yang hendak diberi nama dimandikan di mata air. Ulu Punguan lalu menyapukan kunyit ke tubuh bayi dan menguras bayi tersebut degan jeruk purut. Setelah diuras, Ulu Punguan mengoleskan minyak kelapa ke dahi bayi. Lalu, Ulu Punguan mencabut pisau Solam Debata yang dibawanya untuk memberkati bayi tersebut. Dengan memohon kepada Mulajadi Na Bolon, Ulu Punguan menarikan kain putih agar kain putih tersebut diberkati oleh Mulajadi Na Bolon sebagai pembungkus bayi agar mereka di kemudian hari jauh dari marabahaya.
Sumber lain, Negeri Bakara, mengatakan bahwa bila bayinya laki-laki turut dibawa hujur (tombak) sebagai simbol laki-laki, jika perempuan turut dibawa baliga (perkakas tenun berbentuk seperti sisir) sebagai simbol perempuan. Dan saat Datu menciduk air dan memandikan bayi tersebut, dengan diiringi tangis bayi, diucapkanlah oleh Datu: “sai lam tu toropnama soara ni anak dohot boru tu joloan on“ (semoga makin ramai suara anak dan boru di masa mendatang) maksudnya sebagai pengharapan agar keturunan suku Batak semakin banyak, baik laki-laki dan perempuan.

Bayi kemudian dibawa kembali ke rumah, dilanjutkan dengan acara pemberian nama. Pemberian nama dipertimbangkan dengan cermat, karena Suku Batak meyakini nama dan tondi harus sejalan. Jika mambuat goar ni Ompu atau mengambil nama seperti nama Ompung atau leluhurnya, maka harus mendapat persetujuan dari seluruh keturunan saompu (satu leluhur). Setelah mendapat doa restu keluarga dan sanak saudara, maka syahlah nama anak tersebut, dilanjut makan bersama seluruh keluarga sebagai ungkapan syukur.
Untuk menjaga dan memelihara hubungan antara manusia dengan roh-roh nenek moyang, tiap-tiap individu dalam masyarakat Toba harus melakukan berbagai aturan kepercayaan yang salah satunya adalah martutu aek. Martutu Aek juga diartikan sebagai acara kepercayaan, memperkenalkan bayi pada Mulajadi Nabolon dan meminta agar bayi itu disucikannya. Setelah Kristen masuk ke Tanah Batak, Adat Martutu Aek ini kemudian menjadi sama dengan baptisan Kristen (Tardidi atau Pandidion) yang dilaksanakan di gereja oleh Pendeta dengan memercikkan air kepada si Bayi atau anak.

Kamu yang Sedang Menjalin Hubungan, Siap-siap untuk Mengorbankan 7 Hal Ini

Posted By: Unknown - 01:06
Sumber Gambar : mandysmuses.com

Orang pacaran itu identik dengan perasaan bahagia dan berbunga-bunga. Harimu dipenuhi pesan-pesan penuh cinta dari si dia dan berbagai bentuk perhatian lainnya. Sepertinya menyenangkan sekali ya, Bela. Eh, tunggu dulu. Pacaran nggak sesederhana itu, lho. Ketika kamu menjalin hubungan, tanpa sadar kamu akan kehilangan banyak hal. Berikut adalah daftar 7 hal yang harus kamu korbankan saat menjalin hubungan dengan si dia. 

1. Waktumu akan banyak dihabiskan untuk kencan berdua

Kalau dulu kamu sering santai di rumah dan bermalas-malasan ketika sedang nggak ada kegiatan, sekarang kamu jadi sering pergi keluar bersama pacar. Jadi harus sering dandan dan beli stok baju untuk kencan, deh

2. Nggak bisa tengok kanan kiri saat ada cowok ganteng yang lewat

Waktu masih jomblo, matamu biasa berburu cowok-cowok ganteng dengan bebas. Sekarang kamu harus lebih berhati-hati kalau nggak mau menyakiti perasaan pasanganmu.

3. Harus selalu laporan ke pacar dan nggak tenang kalau pacar nggak laporan ke kamu

Sampai rumah, lapor pacar. Berangkat ke kampus atau kantor, lapor pacar. Makan siang, lapor pacar. Bahkan mau tidur pun harus laporan. Kalau nggak ada laporan dari pacar, bisa panik setengah mati. 

4. Privasi itu tinggal mitos saja buat yang lagi menjalin hubungan

Pacar jadi harus tahu dengan siapa saja kamu berteman. Bahkan isi handphone-mu pun sekarang jadi milik bersama. Pokoknya semua tentang kamu, pacar harus tahu. 

5. Jadi lebih sering galau

Pacaran merupakan sebuah usaha menyatukan dua pribadi yang tentu berbeda. Tahu dong sulitnya hal tersebut? Maka pacaran itu pasti dibumbui dengan berantem mulai dari hal-hal kecil sampai yang besar seperti prinsip dan kebiasaan. Jadi, pacaran justru akan menambah kadar kegalauan dalam hidupmu dibandingkan dengan saat kamu menjomblo.  

6. Jarang bisa menghabiskan waktu bersama sahabat, keluarga, atau bahkan hobi dan pekerjaanmu

Kalau pasanganmu adalah tipe yang posesif dan cemburuan, mungkin hal ini akan sangat terasa dalam hubungan kalian. Kamu akan kerepotan membagi waktu antara sahabat, keluarga, hobi, pekerjaan, dan hubungan kalian. 

7. Pasanganmu belum tentu tertarik dengan hal-hal favoritmu 

Kamu nggak bisa memaksakan kehendakmu pada pasangan. Nah, bakal susah kalau kalian punya selera makanan atau film yang jauh berbeda. Kamu harus sering berkompromi dengannya. Kalau nggak ada yang mau ngalah, ujung-ujungnya jadi berantem.
Nggak ada yang gratis di dunia, termasuk cinta. Pengorbanan-pengorbanan inilah bentuk ‘bayaranmu’ bagi cinta. Jadi sudah siap ‘membayar’ cinta belum nih.


Ini Dia 5 Tips Mengatasi Pacaran Beda Agama

Posted By: Unknown - 00:33
Sumber Gambar : doktercinta.info

Angkat tanganmu kalau kamu dan pacarmu beda agama dan kamu pernah mendengar komentar ini, "Wah, kok kamu mau sama dia?" atau "Kamu yakin dengan keputusanmu?". Maklum, agama adalah urusan yang sensitif dan sangat fundamental di Indonesia. Sepertinya kalau sudah beda keyakinan, dua orang tak mungkin bisa disatukan lagi. Tapi mau bagaimana lagi? Kamu juga pernah pacaran dengan orang yang satu agama, tapi kalian tak merasa cocok, tuh. Menjalin hubungan dengan seseorang yang berbeda agama itu sebenarnya bisa dilalui dengan mulus, kok. Mungkin memang tak semudah menjalani hubungan dengan pria yang seagama denganmu, tapi dengan melakukan tujuh hal di bawah ini segala tantangan pasti bisa kalian hadapi. 


1. Siap Hadapi Perbedaan

Menghindari bicara soal perbedaan di antara kalian hanya akan menunda masalah saja. Cepat atau lambat, kalian harus mengakui bahwa kalian memiliki filosofi yang berbeda dalam hidup. Meskipun kamu atau pacar bukan orang yang sangat religius, pada akhirnya kalian harus menghadapi masalah-masalah seperti keluarga, adat-istiadat, dan budaya.


2. Perjelas Identitasmu

Sebelum kalian bicara lebih lanjut soal pindah agama, kamu harus memastikan identitasmu sendiri. Mungkin di KTP agamamu tercantum dengan jelas, tapi bagaimana dengan kedalaman spiritualmu? Apakah agama merupakan hal yang jelas dan penting bagimu? Jangan sampai kalau ditanya orang kenapa kamu memeluk agama tersebut, jawabanmu hanya "Karena dari kecil agamaku itu,". 
  
3.Membuka Diri

Selama membangun hubungan dengannya, kamu harus mau toleran dan sekali-kali berusaha memahami pasanganmu melalui agamanya. Bukan berarti kamu akan pindah ke agamanya atau ia akan pindah ke agamamu, tapi paling tidak kalian mau membuka diri pada hal yang sangat bermakna bagi pasanganmu. Kamu bisa mencoba datang ke rumah ibadah masing-masing atau saling menemani saat menjalankan ibadah keagaman.  

4.Ceritakan Pada Keluargamu

Kamu harus memahami bahwa keputusanmu menjalin hubungan dengan orang yang tidak seagama mungkin sulit diterima keluargamu. Jadi jangan malah menyembunyikannya, Bela. Kalau kamu pacaran diam-diam dan suatu saat mereka mengetahuinya, mereka akan sangat kaget dan semakin keras menentangmu. Beda ceritanya kalau kamu sudah sering bercerita soal pacarmu pada orang tua. Mereka akan lebih memahamimu dan mengenal pacarmu secara perlahan-lahan. 

5.Pastikan Komitmen Kalian

Inilah hal yang menjadi kekuatan kalian. Meskipun beda agama, kalian harus sama-sama tahu seberapa usaha atau pengorbanan yang akan kalian berikan untuk menjalani hubungan ini. Kalau sudah sama-sama setuju, masalah perbedaan agama bisa kalian atasi dengan sudut pandang yang sama. Kan tidak lucu kalau sudah lama jalan bareng tiba-tiba dia baru bilang bahwa dia hanya akan mau lanjut denganmu kalau kamu pindah agama. 

Itu dia tujuh tips menjalani hubungan dengan pacar yang beda agama. Banyak lho, pasangan beda agama yang bisa tetap langgeng dan harmonis bahkan sampai di pelaminan. Jadi, jangan menyerah sebelum mencobanya dan selalu ingat untuk tetap saling mendukung, ya!

Sumber :http://www.popbela.com/didy/pacaran-beda-agama-bisa-kamu-lalui-dengan-7-tips-ini

Copyright © 2013 Loisenews™ is a registered trademark.

Designed by Templateism. Built with Blogger Templates.