Institut
Perancis di Indonesia (IFI) bekerja sama dengan Rujak Center for Urban
Studies menggelar pameran arsitektur dalam rangkaian Festival Printemps
Français 2016.
Pameran yang berlangsung sejak 18 Mei-5 Juni 2016 ini, menampilkan karya arsitek muda dan ahli lanskap Perancis yang meraih penghargaan Albums de Jeunes Architects et des Paysagistes (AJAP).
AJAP merupakan kompetisi arsitek muda berbakat yang diselenggarakan oleh Kementerian Kebudayaan dan Komunikasi Perancis setiap dua tahun.
Salah satunya adalah Ludovic Malbet, yang memenangkan AJAP pada 2011. Saat itu, ia mengusung La Maison Fertile atau Rumah nan Subur.
"Kami sudah memiliki idenya sejak 2009. Untuk itu, kami punya waktu untuk mengembangkannya, baik desain di dalam atau di luar rumah," ujar Malbet di Auditorium lFl Jakarta, Jumat (20/5/2016).
Selama 2009-2011, Malbet juga mengerjakan ukuran dan detail rumah supaya setiap ruangnya bisa terhubung ke sebuah kebun.
Kebun ini, kata Malbet, adalah sebagai bagian utama dalam proyek tersebut. Ia berupaya untuk membuat penghuni mendapatkan pemandangan kebun besar saat membuka jendela.
Selain itu, kebun tersebut bukan berupa taman biasa. Namun, kebun ini juga produktif karena bisa ditanami oleh sayur-sayuran.
"Kami menggunakan banyak teknik lingkungan dan teknik dasar untuk mewujudkan kualitas terbaik agar konsumsi energi tetap rendah pada rumah ini," jelas Malbet.
Pameran yang berlangsung sejak 18 Mei-5 Juni 2016 ini, menampilkan karya arsitek muda dan ahli lanskap Perancis yang meraih penghargaan Albums de Jeunes Architects et des Paysagistes (AJAP).
AJAP merupakan kompetisi arsitek muda berbakat yang diselenggarakan oleh Kementerian Kebudayaan dan Komunikasi Perancis setiap dua tahun.
Salah satunya adalah Ludovic Malbet, yang memenangkan AJAP pada 2011. Saat itu, ia mengusung La Maison Fertile atau Rumah nan Subur.
"Kami sudah memiliki idenya sejak 2009. Untuk itu, kami punya waktu untuk mengembangkannya, baik desain di dalam atau di luar rumah," ujar Malbet di Auditorium lFl Jakarta, Jumat (20/5/2016).
Selama 2009-2011, Malbet juga mengerjakan ukuran dan detail rumah supaya setiap ruangnya bisa terhubung ke sebuah kebun.
Kebun ini, kata Malbet, adalah sebagai bagian utama dalam proyek tersebut. Ia berupaya untuk membuat penghuni mendapatkan pemandangan kebun besar saat membuka jendela.
Selain itu, kebun tersebut bukan berupa taman biasa. Namun, kebun ini juga produktif karena bisa ditanami oleh sayur-sayuran.
"Kami menggunakan banyak teknik lingkungan dan teknik dasar untuk mewujudkan kualitas terbaik agar konsumsi energi tetap rendah pada rumah ini," jelas Malbet.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Loisenews
Popular
Tags
Videos
nice artikel nih bro
ReplyDelete